Selasa, 02 Mei 2017

Pembangunan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara



Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi utara berada pada posisi strategis karena terletak di Pasifik Rim yang secara langsung berhadapan dengan negara-negara Asia Timur dan negara-negara Pasifik. Posisi strategis ini menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke Pasifik dan memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Provinsi ini juga turut mendukung peran Pulau Sulawesi sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan serta pertambangan nikel di tingkat nasional. Kinerja perekonomian Sulawesi Utara periode 2006-2013 terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan rata-rata 7,60, lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,90 persen pada periode yang sama. Kontribusi Provinsi Sulawesi Utara terhadap pembentukan PDRB Sulawesi adalah sebesar 14,79 persen, sementara itu kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional sebesar 0,70 persen.
Secara pembagian Perekonomian di Sulawesi Utara terdiri atas :
- Sektor Pariwisata
- Sektor Industri
Pariwisata memegang peranan penting dalam menentukan Perekonomian Sulawesi Utara. Seperti pada umumnya Pulau Sulawesi yang memiliki keindahan Taman Laut Dunia, Sulawesi Utara mempunyai Taman Laut Bunaken yang emrupakan Taman Laut Terindah Dunia. Gugusan karang laut dan biota lauy yang beragam membuat Taman Laut ini tidak sepi dari wisatawan yang ingin mencoba sensasi akan situasi mempesona dari keindahan Taman Laut Buanken. Manado sebagai kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi juga diunggulkan sebagai Smart City yang terintegrasi layaknya kota Makasar, walaupun maasih diwacanakan. (Masih kalah dengan pesaingnya seperti (Makasar, Balikpapan, Pekanbaru, dan Palembang). Manado mengakat konsep water front city, layaknya kebanyakan kota besar di Pulau Sulawesi seperti Makasar, Palu, dan Kendari. Di kota ini berdiri sejumlah Mall, Hotel, yang siap melengkapi perjalanan wisata anda ke Manado. Sulawesi Utara juga mempunyai salah satu destinasi wisata yang bernama Kota Bunga Tomohon. Di tempat ini layaknya Kota Pasadena, Amerika setiap satu tahu sekali diadakan Festival Bunga Tomohon, yang diikutimoleh berbagai negara di dunia seperti Malaysia, India, Amerika, Rusia dan  negara lainnya.
Kinerja ekonomi Sulawesi Utara 2016, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17 persen. Pertumbuhan ekonomi 2016 sedikit lebih tinggi dari 2015 mencapai 6,12 persen, dan relatif lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,0 persen 2016. Namun, jika dibandingkan dengan kinerja pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi, posisi Sulawesi Utara hanya sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat yang mencapai 6,03 persen. Sulawesi Utara menduduki posisi ke V, dibawa provinsi Sulawesi Tengah mencapai (10,32 persen), Sulawesi Selatan (7,41 persen), Sulawesi Tenggara (6,51), dan Gorontalo (6,51).
Tingkat pengangguran terbuka Sulawesi Utara mencapai 6,18 persen dan tercatat tertinggi di Pulau Sulawesi. Dimana provinsi lainnya pengangguran terbuka hanya bervariasi dari yang terendah 2,72 persen dicatat oleh Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan sebesar 4,8 persen. Sebaliknya, Sulawesi Utara memiliki penduduk miskin sebesar 8,2 persen tercatat yang terendah di Pulau Sulawesi. Provinsi lainnya mencatat penduduk miskin relatif lebih besar, dimana Sulawesi Selatan sebesar 9,24 persen dan Gorontalo memiliki penduduk miskin terbanyak di Pulau Sulawesi mencatat sebesar 17,63 persen. Demikian juga untuk inflasi Sulawesi Utara mencatat record terendah selama 2016 hanya sebesar 0,35 persen dan Sulawesi Tenggara mencatat inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi sebesar 3,07 persen pada tahun 2016.
Ekonomi Sulawesi Utara 2016, digerakkan oleh sektor pertanian-termasuk perikanan, perkebunan, kehutanan—memberikan kontribusi sebesar 21,71 persen, perdagangan sebesar 12,11 persen, dan sektor konstruksi memberikan sumbangan sebesar 11,39 persen. Tahun 2015, ketiga sektor tersebut mendominasi struktur ekonomi daerah, walaupun kontribusi masing-masing sektor tersebut cenderung berkurang. Artinya, dominasi sektor pertanian dalam menggerakkan ekonomi daerah relatif besar dan menyebar ke seluruh 15 kabupaten dan kota.
Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Sulut melalui sub-sektor perkebunan dan perikanan. Indikasinya, komoditas ekspor Sulut di dominasi oleh produk turunan kelapa dan perikanan. Namun demikian, berkurangnya kontribusi pertanian terhadap total PDRB Sulut berhubungan juga dengan secara drastis menurun kontribusi sub sektor perikanan akibat dilakukan moratorium terhadap industri penangkapan khususnya kapal-kapal yang menggunakan bendera asing oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak akhir 2014. Walaupun akhir 2016 kebijakan tersebut telah di cabut, namun dampaknya  terus berlangsung sampai saat ini, dimana ekspor produk turunan perikanan terus merosot.
Kinerja sektor Industri Pengolahan hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 8,99 persen dan cenderung menurun dibandingkan dengan kontribusinya pada tahun 2015 sebesar 9,45 persen. Penurunan sektor industri pengolahan indikasinya sudah terjadi sejak tahun 1990-an dimana sharenya terhadap total PDRB sekitar 12 persen, dan selanjutnya cenderung merosot sampai 2016 mencapai 8,99 persen. Penurunan kontribusi sektor perindustrian akhir-akhir ini berhubungan dengan secara drastisnya menurun kegiatan industri pengolahan ikan karena kekurangan bahan baku. Hanya 10 persen dari kapasitas terpasang yang dapat dioperasikan selama 2016. Aspek lain, terjadi penurunan permintaan serta harga produk turunan kelapa khususnya refinery coconut oil di pasar global. Selain itu, dipengaruhi juga dengan tidak bertambahnya kegiatan industri pengolahan baru di luar industri perikanan dan kelapa dalam 20 tahun terakhir.
Dari sisi produksi, beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi selama tahun 2016 antara lain; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi (19,16 persen), sektor Pengadaan Listrik, Gas, dan Produksi Es (17,52 persen), dan sektor Penyediaan Akomodasi, Makanan, dan Minuman (12,69 persen). Berkembangnya Jasa Keuangan dan Asuransi memberikan indikasi positif terhadap berkembangnya kegiatan ekonomi produksi barang dan jasa. Karena kegiatan produksi membutuhkan dukungan jasa keuangan menopang kebutuhan tambahan investasi dan modal kerja untuk mendukung peningkatan produksi.
Dari sisi pengeluaran, ada 3 komponen yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi yaitu komponen Impor (28,53 persen), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,29 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 6,27 persen. Tingginya pertumbuhan Impor memberikan indikasi positif terhadap kemungkinan terjadi peningkatan ekspor di masa datang. Karena adanya ketambahan peralatan mesin, peralatan pendukung produksi, dan bahan baku pendukung produksi untuk menambah kapasitas produksi terpasang. Indikasi ini, menjelaskan ke depan bahwa kegiatan produksi komoditas untuk ekspor dan kebutuhan domestik, secara bersamaan akan mendorong jumlah komoditas ekspor dari Sulawesi Utara.
Singkatnya, sesuai data dikeluarkan BPS Sulut bahwa gerak pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dari sisi pengeluaran, di dorong oleh pengeluaran konsumsi masyarakat dan pemerintah, dimana kedua komponen tersebut menyumbang sebesar 62,65 persen. Pengeluaran konsumsi masyarakat dan pemerintah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 3,42 persen dan kontribusi komponen PMTB sebesar 2,33 persen.
Capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17 persen di tahun 2016, belum dapat menekan tingkat pengangguran terbuka dimana mencatat sebesar 6,18 persen dan tingkat kemiskinan Sulut sebesar 8,2 persen. Dari sisi jumlahnya, orang miskin di Sulut sebanyak 200 ribu orang. Angka ini belum dapat di tekan untuk berkurang sekitar 40 ribu orang dari tahun 2015 tercatat 217 ribu orang—sesuai dengan target yang di tetapkan pemerintah provinsi bersama seluruh pemerintah kabupaten dan kota pada akhir February 2016. Komitmen seluruh Pemda di Sulut bahwa dalam kurun waktu 2016-2021, jumlah penduduk miskin setiap tahun berkurang sekitar 40 ribu orang. Sehingga awal 2022, Sulut tercatat tidak memiliki penduduk miskin.
Menurunkan jumlah pengangguran dan penduduk miskin, perlu di tingkatkan peran sektor industri pengolahan berbasis bahan baku lokal melalui kemudahan investasi, dan diperluas kemudahan akses terhadap pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan. Bersamaan, pemerintah daerah harus lebih serius untuk menyelenggarakan pelatihan ketenagakerjaan (vocational training) yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja industri lokal yang berkembang dan industri kreatif.
SUMBER :
http://manadopostonline.com/m/berita/21937/Ekonomi-Sulut-2016-Bergerak-Lambat
 

NAMA KELOMPOK : 
1. ANNISA (20216934)
2.FADILAH MAULANA MALIK (22216454)
3.TRIAS NOVIA.K (272164421)

Senin, 01 Mei 2017

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI DI INDONESIA

Kemiskinan Adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-29) yaitu :
1).   Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
2).   Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
3).   Keterbatasan Sumber Alam
Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.
4).   Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan.
5).   Beban Keluarga
Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.

DAMPAK KEMISKINAN
1.      Pengangguran
merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misal saja beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.

2.      Kriminalitas
merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memdulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, pendoongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh dari kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme eperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.

3.      Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan
sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah tak lagi ammpu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimipi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.

4.      Kesehatan sulit untuk di dapatkan
karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangku masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.

5.      Buruknya generai penerus
adalah dampak berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara befikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalanan, tidak sekolah, mengamne untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjangn dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya. 
KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI DI INDONESIA

Kesenjangan sosial ekonomi adalah sebuah gejala yang timbul didalam masyarakat karena adanya perbedaan batas kemampuan finansial dan yang lainya diantara masyarakat yang hidup disebuah lingkungan/wilayah terentu

Faktor penyebab kesenjangan sosial ekonomi:
· Menurunnya pendapatan perkapita akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas
·Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM
·  Rendahnya mobilitas sosial, akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan.
·  Adanya pencemaran lingkungan alam

Cara Mengatasi Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Ekonomi 

1)   Dalam hal pendidikan harus diutamakan
2)      Membuka lapangan pekerjaan agar tidak adanya penganguran
3)      Membrantas korupsi agar tidak ada lagi yang korupsi
4)      Pembangunan sosial (social development)      

Untuk itu, dalam mewujudkan tujuan pembangunan sosial diperlukan strategi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Midgley (1997) mengemukakan ada 3 (tiga) strategi utama yaitu:
1.    Pembangunan Sosial melalui Individu (social development by inddividuals), di mana strategi ini bertujuan untuk membangun kemampuan individu-individu dalam masyarakat agar individu-individu tersebut bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini lebihmengarah pada pendekatan individualis atau 'perusahaan'(individualist or enterprise approach).

2.    Pembangunan Sosial melalui Komunitas (Social Development by Communitites), di mana dalam strategi ini masyarakat secara bersama-sama mengembangkan komunitas localnya.Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatankomununitarian (communitarian approach).

3.     Pembangunan Sosial melalui pemerintah (Social Development by Government), di mana lembaga-lembaga dalam organisasi pemerintahan melakukan atau menjalankan pembangunan social. Pendekatan ini lebih dikenal dengan namapendekatan statis (statist approach).

Dalam konteks Indonesia, ketiga strategi diatas harus digunakan sekaligus. Artinya, ketika pemerintah melakukan pembangunan social dalam rangka mengentaskan masalah kemiskinan, maka peran-peran dari swasta dan sektor ketiga (masyarakat madani) harus dilibatkan. Sehingga, dalam menangani permasalahan kemiskinan dapat berjalan secara efektif.

Seperti yang sudah di uraikan diatas, bahwa masalah kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional. Untuk itu dalam mengentaskannya kita tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi semata seperti di praktekan oleh banyak negara, salah satunya negara Indonesia. Melainkan pembangunan social juga harus di perhitungkan, karena pendekatan ini hadir sebagai respons atas kegagalan pembangunan ekonomi. Cox dan Pawar dalam Drolet dan Sampson (2014), mengemukakan bahwa pembangunan sosialmerupakan sebuah pendekatan yang berpusat pada manusia, dimana kesejahteraan masyarakat lebih di utamakan ketimbang struktur dan system. Artinya, dengan meningkatkannya kemampuan individu, komunitas, dan masyarakat dipastikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan terwujud.
SUMBER : 
NAMA KELOMPOK : 
1. ANNISA (20216934)
2. FADILAH MAULANA MALIK (22216454)
3.TRIAS NOVIA.K (272164421)
PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN QATAR
PDB Per Kapita: $ 98,814 atau Rp. 1.086.954.000,00
Qatar terkenal karena dana kekayaan yang sangat besar berdaulat yang membeli tim sepak bola dan maskapai penerbangan di seluruh dunia. Asal usul dana besar adalah seperti halnya dengan banyak negara dalam daftar di atas karena minyak. Qatar memiliki cadangan minyak terbesar ke-3 di dunia, yang telah dimanfaatkan untuk menjadi negara terkaya per kapita di Bumi. Meskipun memiliki populasi 1,8 juta orang, hanya 280.000 sebenarnya warga negara Qatar. Sisanya adalah buruh migran yang tidak termasuk dalam perhitungan karena mereka tidak mendapatkan manfaat dari kekayaan bangsa dan bertindak sebagai pekerja kelas bawah. Qatar masih monarki yang diperintah oleh keluarga Al Thani, tetapi tidak terbatas pada pekerja migran, memiliki praktik bisnis etis dipertanyakan dan kondisi sosial. Namun, bagi mereka yang merupakan bagian dari yang beruntung 280.000 penduduknya, Qatar adalah tempat terkaya di dunia.
Sistem Perekonomian Qatar adalah sistem ekonomi sosialis
Ciri-cirinya adalah :
·       Faktor faktor produksi dikuasai oleh pemerintah/Negara Qatar telah menjadi negara eksportir gas terbesar di dunia dengan produksi mencapai 36 juta ton per tahun (mtpa), sedangkan produksi minyak bumi rata-rata perhari mencapai 1,1 juta barrel (bpd).
·        Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan dikoordinasi secara terencana
·      Rangsangan dan intensif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi.
Memancing di Qatar tidak bisa sembarangan karena pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap ‘budaya’ memancing ini. Sebelum memancing, pemancing harus benar-benar membaca peraturan yang ada. Kebiasaan ini banyak dimanfaatkan oleh pengelola-pengelola hotel di Qatar untuk membuat tempat pemancingan di Hotel bagi para turis.
Qatar tidak menganut sistem ekonomi liberalis karena :
·         Faktor – faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja, kewirusahawan) tidak dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta
·    Pengambilan keputusan ekonomi tidak diserahkan kepada swasta dan tidak dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku
PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI QATAR

Sejak abad ke 8H atau abad ke 16M, Qatar mencapai kemakmuran dalam bidang ekonomi sehingga menjadi penyokong penting perekonomian dalam kekhalifahan di Baghdad. Awalnya, ekonomi Qatar difokuskan pada perikanan dan mutiara. Namun, industri mutiara jatuh setelah munculnya mutiara budidaya dari Jepang pada tahun 1920 – 1930. Eksplorasi minyak berlangsung sekitar 14 tahun sejak 1935 hingga 1949. Setelah itu, minyak mulai mengalir secara komersial. 85% pendapatan Qatar pada masa itu berasal dari ekspor minyak ini dan Qatar menjadi salah satu negara dengan pendapatan per kapita terbesar di dunia. Pada tahun 1960-1972 dibawah kepemimpinan Syekh Ahmed bin Ali bin Abdullah al-thani produksi minyak meningkat tajam dan Qatar langsung berubah menjadi negara modern. Penghasilan dari minyak ini diberikan seutuhnya pada kesejahteraan negara, dengan banyak pelayanan gratis atau subsidi dalam jumlah besar.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN
·         STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI 
Qatar merupakan negara dengan lingkungan makroekonomi stabil, pasar efisien, birokrasi dan kelembagaan yang berkualitas, pemerintah efisien dan rendah tingkat korupsi, serta tingkat keamanan yang sangat bagus. Qatar merupakan negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Strategi perekonomian negara ini strategi pertumbuhan strategi pembangunan yang terpusat serta menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah sehingga menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi sampai pertumbuhan ekonomi ini dinikmati oleh seluruh rakyat Qatar.
·         PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Saat ini Qatar tidak hanya bersandar pada minyak dan gas, melalui pengembangan sektor swasta. Pada tahun 2004, Qatar Science & Technology Park dibuka untuk menarik dan melayani berbagai usaha berbasis teknologi, baik dari dalam maupun luar Qatar. Berbagai perusahaan menambang minyak dari ladang gas bumi yang terbesar di dunia, sekitar 80 kilometer di utara semenanjung. Di kawasan industri Ras Laffan, gas itu dicairkan dan dikapalkan. Bisnis ini membangun dasar finansial visi Qatar yang mencatat sekitar 6% pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 dan peningkatan yang ditekankan dalam proyek kota Lusail terutama adalah efisiensi energi. Gedung layanan masyarakat, kesehatan, sekolah dan olahraga direncanakan dapat dicapai oleh warga dalam waktu singkat. Dan untuk pengaturan suhu ruangan akan digunakan air dari Teluk Persia yang garamnya sudah dipisahkan. Ini menghemat hingga 30% energi fosil dan akan mengurangi emisi yang dikeluarkan mesin penyejuk ruangan konvensional. Stasiun metro juga akan dibangun, agar penggunaan mobil pribadi dapat dikurangi.
PDB QATAR
Kementerian Perencanaan Pembangunan dan Statistik Qatar (Ministry of Development Planning and Statistics / MDPS) mengumumkan data PDB untuk kuartal ke-tiga tahun 2016 pekan lalu. Pertumbuhan PDB riil meningkat dari 1,8% pada kuartal dua menjadi 3,7% pada kuartal tiga yang disebabkan oleh pemulihan pada sektor hidrokarbon. Hasilnya, pertumbuhan di tiga kuartal pertama tahun 2016 mencapai rata-rata 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kami memperkirakan pertumbuhan akan kembali menguat yang didorong oleh sektor non-hidrokarbon sebagai hasil dari berkurangnya beban dari sektor manufaktur, meningkatnya belanja modal pemerintah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Sektor hidrokarbon pulih dari kontraksi sebesar 2,0% year-on-year pada semester pertama tahun 2016 hingga tumbuh sebesar 2,7% year-on-year pada kuartal tiga tahun 2016. Data menunjukkan bahwa produksi minyak mentah, yang menyumbang sekitar sepertiga dari sektor hidrokarbon, bergerak ke arah yang berlawanan, meningkat di semester pertama dan mengalami penurunan pada kuartal tiga secara year-on-year. Produksi gas alam dan zat cair terkait lain lebih besar daripada minyak mentah, yang menyumbang dua pertiga dari sektor hidrokarbon. Kami dapat menyimpulkan bahwa pendorong utama PDB hidrokarbon adalah turunnya produksi gas alam pada semester pertama tahun 2016 diikuti oleh pemulihan di kuartal tiga. Hal ini mungkin akibat dari perawatan rutin beberapa kereta api yang digunakan untuk gas alam cair Qatar pada paruh pertama tahun tersebut, di mana produksi kembali pulih setelah kereta api tersebut kembali dipakai pada kuartal tiga.
Pertumbuhan di sektor non-hidrokarbon melambat menjadi 4,7% year-on-year pada kuartal tiga tahun 2016 dari 5,6% pada semester pertama tahun 2016. Hambatan utama pertumbuhan adalah sektor manufaktur, yang menurun sebesar 1,3% year-on-year. Kembali ke tahun 2014, penurunan harga minyak pada pertengahan tahun yang menyebabkan pembatalan sejumlah proyek petrokimia, yang merupakan kontributor utama pertumbuhan manufaktur. Sebagai hasil dari penurunan investasi pada bisnis petrokimia, kinerja sektor manufaktur telah menurun sejak 2014. Namun, sejumlah sektor non-hidrokarbon lainnya mempertahankan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi pada kuartal tiga tahun 2016. Sektor konstruksi merupakan pendorong utama, tumbuh 12,4% year-on-year pada kuartal tiga dan menyumbang 1,9 poin persentase (pps) terhadap pertumbuhan PDB sektor non-hidrokarbon. Kinerja sejumlah sektor jasa juga membaik, seperti jasa keuangan, yang berkontribusi sebesar 0,9 pps kepada pertumbuhan PDB sektor non-hidrokarbon secara year-on-year, jasa layanan pemerintah (0,7 pps) dan jasa real estate (0,5 pps).

Kami memproyeksikan pertumbuhan PDB riil akan pulih pada tahun 2017-18 dengan sektor non-hidrokarbon terus menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan sejumlah alasan sebagai berikut. Pertama, perlambatan di sektor non-hidrokarbon sebagian disebabkan oleh hambatan dari sektor manufaktur, yang kami perkirakan akan menurun.
Kedua, investasi pemerintah diproyeksikan akan terus mendorong pertumbuhan. Anggaran pemerintah yang diumumkan pada bulan Desember menunjukkan peningkatan belanja modal sebesar 3,2% untuk tahun 2017 dan Kementerian Keuangan Qatar telah mengisyaratkan niatnya untuk menandatangani kontrak multi-tahun sebesar QAR46 miliar pada tahun 2017, menambah persediaan sebesar QAR374 miliar dari total anggaran proyek yang sedang berlangsung di Qatar (lihat Economic Commentary yang baru-baru ini kami tulis berjudul, Qatar’s fiscal deficit set to decline in 2017).

Ketiga, investasi pemerintah akan terus menarik Sumber Daya Manusia ke Qatar yang membutuhkan berbagai layanan dan meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Data penduduk terbaru bulan Desember 2016 menunjukkan pertumbuhan penduduk year-on-year sebesar 7,3%.
Yang terakhir, prospek harga minyak telah membaik secara signifikan. Harga minyak saat ini mencapai USD55/barel, 17% lebih tinggi dibanding kuartal ketiga tahun 2016 yang mencapai rata-rata USD47/barel. Kami memproyeksikan harga minyak akan terus naik ke tingkat USD60/barel jika pemotongan produksi oleh negara-negara OPEC dan non-OPEC, yang baru-baru ini diumumkan, sepenuhnya diimplementasikan (lihat Economic Commentary yang baru-baru ini kami tulis berjudul, Oil price forecasts up on OPEC agreement, but implementation key). Harga minyak yang lebih tinggi seharusnya dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dan mendorong rencana belanja modal serta mendukung sentimen, investasi dan belanja konsumen di ekonomi yang lebih luas.

Dibandingkan dengan tahun 2016, kami memperkirakan harga minyak akan terus menuju tren yang positif pada tahun 2017-18, yang akan mendukung pemulihan pertumbuhan dengan sektor non-hidrokarbon sebagai pendorong utama. Meskipun demikian, defisit fiskal diperkirakan akan terus terjadi dan pemulihan cenderung moderat dengan PDB riil diperkirakan mencapai 3,8% pada tahun 2017 dan 4,1% pada tahun 2018.

REFERENSI :
MDPS, Haver Analytics and QNB Economics
https://cauchymurtopo.wordpress.com/2014/06/15/10-negara-dengan-pdb-tertinggi-di-dunia/

NAMA KELOMPOK : 
1.  ANNISA (20216934)
2.   FADILAH MAULANA MALIK (22216454)
3.  TRIAS NOVIA.K (272164421)