#TULISAN1SS4
Kalau ditanya kenapa kamu sekolah
tinggi-tinggi, pasti mayoritas jawaban kamu adalah supaya pintar sehingga bisa
mendapatkan pekerjaan idaman dengan mudah. Tapi sekedar punya otak encer aja
nggak cukup, lho. Jangan cuma mengembangkan hard skill, sob, karena mengembangkan soft skill pun nggak kalah penting.
Di era
persaingan yang ketat seperti sekarang ini, menyeimbangkan hard skill dan soft skill, tuh, penting banget. Maka
dari itu, tujuh soft skill yang sangat universal berikut ini perlu kamu kuasai, supaya
kamu nggak cuma jadi anak muda yang berpendidikan tinggi, tapi juga berkarakter
kuat.
1. Percaya diri
Menjadi percaya diri bukan cuma berarti
jago public
speaking, gaes. Menjadi percaya diri juga berarti berani
menyuarakan pendapat kamu. Percuma banget ‘kan kalau kamu punya ide brilian
tapi nggak berani menyampaikannya?
Pupuk terus
kepercayaan diri kamu dengan memperbaiki bahasa tubuh dan kemampuan
bersosialisasi kamu. Dan jangan lupa, don’t be
afraid of hate comments. Semua
orang pasti punya opini, dan opini-opini tersebut nggak ada yang benar ataupun
salah. Jadi kamu sama sekali nggak perlu mengkhawatirkan pendapat orang
mengenai kamu atau isi kepala kamu.
2. Emotional Intelligence
Salah satu
penyakit anak muda kekinian zaman sekarang, tuh, baperannya minta ampun! Supaya
nggak ikut baperan, kamu harus jago mengontrol emosi supaya nggak nyusahin diri
kamu sendiri maupun lingkungan kamu. Males banget ‘kan, kalau lagi asyik hang out bareng teman, tiba-tiba kamu nangis
tanpa sebab? Suasana hang out-nya pun pasti jadi nggak nyaman.
Selain
mengontrol diri sendiri, kamu juga harus bisa memahami perasaan orang lain
alias berempati. You are not the only living thing with feelings!
Selalu pertimbangkan perasaan orang lain dulu setiap kali kamu mau melakukan
atau mengatakan sesuatu.
3. Komunikasi dan
negosiasi
Kemampuan yang satu ini wajib banget
kamu kuasai, tanpa terkecuali! Soalnya, masalah sering banget terjadi cuma
gara-gara miskomunikasi. So be a good comunicator!
Selain
kemampuan berkomunikasi, kuasai juga kemampuan negosiasi (FYI, negosiasi, tuh,
beda dengan manipulasi, lho, gaes). Kemampuan negosiasi bisa membantu hidup
kamu dalam banyak hal, baik dalam bersosialisasi maupun ekonomi. Buktinya,
ibu-ibu yang jago negosiasi pasti sering dapat harga miring saat belanja di
pasar. Simpel tapi sangat berguna, bukan?
4. Kemampuan mengatur
waktu
Misalnya, nih,
karena reputasi kinerja kamu oke banget, kamu jadi sering dimintai tolong
anu-itu oleh dosen, orang tua, teman, atau organisasi kampus. Trus, karena
nggak enak, kamu meng-iya-kan semuanya, sampai ujung-ujungnya kamu kewalahan
sendiri.
Nggak salah,
kok, kalau kamu ingin membuktikan bahwa kamu sanggup melakukan semua pekerjaan
yang dipercayakan ke kamu. Tapi lebih baik kalau kamu nggak memaksakan diri.
Kalau memang harus banget mengerjakan banyak hal, buat timetable yang jelas untuk mengatur waktu kamu
dalam menyelesaikan segala tugas.
5. Kepemimpinan
Are leaders born or made? That was
debatable, sampai berbagai studi mengatakan sifat kepemimpinan lebih
cenderung terbentuk, bukan bawaan lahir. Meskipun pasti ada perbedaan antara
para natural-born
leaders dan trained
leaders, sifat kepemimpinan tetap bisa (dan harus) diasah, gaes!
Cara ngasahnya
gimana? Pastikan dulu kamu bisa mengatur diri kamu sendiri, sebelum mulai
mengatur orang lain. Selain itu, kamu juga wajib punya rasa tanggung jawab yang
sangat besar atas segala hal yang kamu lakukan.
Oya, FYI,
kepemimpinan nggak selalu berkaitan dengan jabatan, lho. Seorang bos atau CEO
belum tentu seorang pemimpin yang baik.
6. Berpikir kritis
Berpikir
kritis, tuh, maksudnya gimana, sih? Maksudnya, kamu harus bisa mencerna dan
memecahkan masalah dengan kreatif dan efektif. Kamu juga harus bisa menganalisa
masalah dengan cepat dan tepat.
Kalau kamu
membiasakan diri berpikir kritis dalam menghadapi sesuatu, kamu jadi nggak
gampang panik saat menghadapi situasi genting. Kamu juga jadi mampu memahami
pola berbagai kejadian yang terjadi di sekitar kamu sehingga ujung-ujungnya,
kamu jadi lebih proaktif.
7. Kemampuan bekerja
sama dalam tim
Di dunia ini, nggak ada pekerjaan yang
bisa dikerjain sendirian! Makanya, pertanyaan “apakah kamu bisa bekerja dalam
tim?” selalu ditanyakan ke kamu ketika kamu wawancara, baik wawancara kerja
maupun wawancara masuk kepanitiaan atau organisasi.
Pokoknya, mulai
dari mengerjakan tugas kecil sampai proyek besar, kamu harus bisa menjaga
keharmonisan dan kekolektifan tim kamu. Duh, mirip pacaran, ya? Iya, dong.
Pacaran aja ‘kan perlu teamwork yang baik. Apalagi dalam
bekerja?
Dalam teamwork,
yang paling penting kamu nggak boleh egois dan merasa paling benar. Hargai
pendapat dan kerja keras orang lain. Usahakan jangan ada anggota tim yang lelet
dalam bekerja, karena pasti bakal membuat kerja seluruh tim kamu terhambat
(sebaliknya, jangan sampai kamu yang bersikap egois sendirian trus malah
nyusahin tim kamu!). Last but not least, jangan pernah merasa
sungkan untuk memberi atau meminta bantuan.
Sumber :
https://www.youthmanual.com/post/sudut-pandang/7-soft-skills-yang-harus-dimiliki-oleh-setiap-anak-muda