Selasa, 17 Oktober 2017

TUGAS EKONOMI KOPERASI

KOPERASI MULAI DIAKUI SEBAGAI PENGGERAK PEMBANGUNAN


JAKARTA - Untuk pertama kalinya Kementerian PPN/Bappenas memberikan penganugerahan penghargaan kepada Koperasi Penggerak Pembangunan sebagai rangkaian dari peringatan Hari Koperasi ke 70 yang telah dilaksanakan di Makassar pada (12/7) lalu.
Penghargaan ini diberikan pada Senin (31/7) di kantor Kementerian PPN/ Bappenas di Jakarta, dengan dihadiri oleh ratusan orang perwakilan dari 11 koperasi yang menerima penghargaan.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, didampingi Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram. Turut hadir dalam acara itu Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM, Meliadi Sembiring, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, I Wayan dipta, dan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Yuana Sutyowati serta Ketua harian Dekopin Agung Sudjatmoko.

“Saya memberikan apresiasi kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas, karena untuk pertama kalinya, peran koperasi sebagai salah satu penggerak pembangunan, diakui oleh lembaga yang kredibel ini,” ujar Sekretaris Kemenkop dan UKM, Agus Muharram.

Diakui, meski kontribusinya relatif masih kecil 3,99% dari PDB, namun diyakini kontribusi itu akan semakin meningkat seiring dengan reformasi total yang kini dijalankan Kementrian Koperasi dan UKM, yang mencakup rehabilitasi, reorientasi dan pengembangan koperasi.

Modernisasi koperasi yang dikelola secara korporasi juga tengah dilakukan sehingga nantinya koperasi akan memanfaatkan IT dan tiada hari tanpa transaksi. Program itu masih diperkuat dengan digalakkannya GKN (Gerakan Kewirausahaan Nasional) dimana dalam tiga tahun tingkat kewirausahaan di Indonesia sudah meningkat dari 1,67% menjadi 3,1%.
Tiga Kategori

Sementara itu Menteri PPN/kepala Bappenas mengatakan, penghargaan pada Koperasi Penggerak Pembangunan, ditujukan kepada koperasi yang ikut berkontribusi dalam pengembangan ekspor, pembangunan intrastruktur dan Koperasi Simpan Pinjam yang dikelola sacara profesional, menjangkau kelompok marginal dan memiliki inovasi dalam literasi keuangan. Selain itu ada penghargaan khusus kepada koperasi sekunder, dipusat dan daerah yang dinilai juga memberikan kontribusi pada pembangunan.

"Dalam pembangunan nasional koperasi diarahkan sebagai penggerak pembangunan yang berdaya saing dan berkelanjutan diantaranya melalui kontribusi ekspor dan pembangunan infrastruktur Nasional dan literasi keuangan. Akhirnya terpilihlah 11 koperasi yang kami nilai berhak dan layak mendapatkan penghargaan ini.

"Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 saya berharap koperasi dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya dalam rangka mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan," tutup Bambang.

Berikut 11 koperasi penerima penghargaan Koperasi Penggerak Pembangunan
1. Kategori Koperasi Berorientasi Ekspor
a. Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan, dari Kab Aceh Tengah, Aceh.
b. Koperasi Industri kerajinan rakyat Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
c. Koperasi Serba Usaha Jatirogo, Kab Kulonprogo, DIY.
2. Kategori Koperasi Membangun Infrastruktur
a. Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) Kab Gresik Jawa Timur.
b. Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) DKI Jakarta.
3. Kategori Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dengan Pengelolaan Profesional
a. Koperasi syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI), Kab Tangerang, Banten
b. Koperasi Kredit/CU (Credit Union) Lantang Topi, Kab Sanggau, Kalimantan Barat
c. Koperasi kredit Obor Mas, Kab Sikka, NTT
d. koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Bina Umat Sejahtera, Kab Rembang Jawa Tengah.

4. Penghargaan Khusus KoperasiSekunder yang Berkontribusi dalam Pembangunan
a. Kopelindo (Koperasi pegawai dan pensiunan Bulog seluruh Indonesia)
b. Puskud (Pusat Koperasi Unit Desa) Jawa Timur.

Jakarta, 31 Juli 2017
Sumber : Humas Kementerian Koperasi dan ukm


ANALISIS ARTIKEL

Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya.

Pada masa sekarang secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa mendatang.

Kontribusi koperasi terhadap pembangunan, khususnya terhadap produk domestik bruto (PDB), masih reIatif kecil, yaitu sekitar 3,99%. Kementerian PPN/Bappenas berencana meningkatkan peran koperasi dalam pembangunan nasional dengan cara melakukan pengelompokkan koperasi ke dalam beberapa sektor.

Menurut Penulis dalam pembangunan nasional, koperasi diarahkan sebagai penggerak pembangunan yang berdaya saing dan berkelanjutan, di antaranya melalui peningkatan kontribusi ekspor koperasi dalam ekspor nasional, partisipasi koperasi dalam pembangunan infrastruktur nasional, peran koperasi dalam layanan keuangan, peran koperasi dalam sektor pariwisata, peran koperasi dalam rantai produksi global, serta sinergi koperasi dengan badan usaha milik desa. 

Bisa di contohkan seperti koperasi yang bergerak di sektor pariwisata adalah Koperasi Catra Gemilang yang telah berhasil mendorong pengembangan pengelolaan wisata di daerah Borobudur, Magelang. Selain itu, ada juga Koperasi Jasa Wisata Mandiri Nusantara yang menyediakan jasa wisata independen dan telah memperkenalkan destinasi wisata Indonesia. 

Koperasi juga sangat berperan dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat di pedesaan dan daerah yang belum terjangkau perbankan. Peran koperasi dalam hal ini dapat meningkatkan inklusi keuangan atau kemudahan akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan, misalnya simpan pinjam.