Selasa, 11 Juli 2017

Neraca pembayaran indonesia



NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TERHADAP NEGARA CHILI


            2006 merupakan tahun rekor bagi perdagangan Chili. Keseluruhan perdagangan membukukan kenaikan 31% pada tahun 2005. Selama tahun 2006, ekspor barang dan jasa sejumlah $ 58 miliar, yakni kenaikan sebesar 41%. Gambaran ini didistorsi oleh meroketnya harga tembaga. Pada tahun 2006, ekspor tembaga mencapai catatan bersejarah sebesar $ 33,3 miliar. Impor sejumlah $ 35 miliar, suatu peningkatan sebesar 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, Chili mencatat neraca perdagangan yang positif sebesar $ 23 miliar pada tahun 2006. Chili adalah negara pengekspor anggur terbesar ke-5 dan produsen anggur terbesar ke-8 di dunia.

            Tujuan utama ekspor Chili adalah Benua Amerika ($ 39 miliar), Asia ($ 27,8 miliar), dan Eropa ($ 22,2 miliar). Berdasarkan urutan pembagi-bagiannya, pasar ekspor Chili adalah, 42% ekspor menuju Benua America, 30% ke Asia, dan 24% ke Eropa. Dalam jejaring hubungan dagang Chili yang beraneka ragam, mitra terpentingnya adalah Amerika Serikat. Keseluruhan perdagangan denga Amerika Serikat adalah sebesar $ 14,8 miliar pada tahun 2006. Sejak Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Serikat-Chili mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2004, perdagangan Amerika Serikat-Chili telah meningkat sebesar 154%. Pemerintah Chili menunjukkan bahwa meskipun sedang menghadapi faktor inflasi yang tinggi dan harga tembaga yang juga tinggi, perdagangan dwipihak antara Amerika Serikat dan Chili telah tumbuh lebih dari 60% sejak saat itu.

      Keseluruhan perdagangan dengan Eropa juga tumbuh pada tahun 2006, membesar 42%. Belanda dan Italia merupakan mitra dagang Chili utama di Eropa. Keseluruhan perdagangan dengan Asia juga tumbuh signifikan hampir 31%. Perdagangan dengan Korea dan Jepang tumbuh secara berarti, tetapi Cina masih menjadi mitra dagang Chili terpenting di Asia. Keseluruhan perdagangan Chili dengan Cina mencapai $ 8,8 miliar pada tahun 2006, atau hampir 66% dari nilai hubungan dagangnya dengan Asia.

     Pertumbuhan ekspor pada tahun 2006 terutama disebabkan oleh kenaikan yang kuat dalam hal penjualan ke Amerika Serikat, Belanda, dan Jepang. Ketiga-tiga pasar ini menambah porsi ekspor Chili sebesar $ 5,5 miliar. Ekspor Chili ke Amerika Serikat seluruhnya sejumlah $ 9,3 miliar, merupakan kenaikan sebesar 37,7% dibandingkan tahun 2005 ($ 6,7 miliar). Ekspor ke Uni Eropa adalah sebesar $ 15,4 miliar, suatu kenaikan sebesar 63,7% dibandingkan tahun 2005 ($ 9,4 miliar). Ekspor ke Asia naik dari $ 15,2 miliar pada tahun 2005 menjadi $ 19,7 miliar pada tahun 2006, suatu kenaikan sebesar 29,9%.

            Pada tahun 2006, Chili mengimpor komoditas senilai $ 26 miliar dari Benua Amerika, atau 54% keseluruhan impor, diikuti oleh Asia sebesar 22%, dan Eropa sebesar 16%. Para anggota Mercosur merupakan pemasok utama impor bagi Chili, yakni sebesar $ 9,1 miliar, diikuti oleh Amerika Serikat sebesar $ 5,5 miliar dan Uni Eropa sebesar $ 5,2 miliar. Dari Asia, Cina merupakan eksportir terpenting bagi Chili, senilai $ 3,6 miliar. Pertumbuhan impor yang kuat dari-tahun-ke-tahun secara khusus dari Ekuador (123,9%), Thailand (72,1%), Korea (52,6%), dan Cina (36,9%).

    Profil keseluruhan perdagangan Chili secara tradisional bergantung pada ekspor tembaga. Perusahaan milik negara, CODELCO, merupakan perusahaan penghasil tembaga terbesar di dunia, dengan cadangan tembaga tercatat untuk 200 tahun ke depan. Chili telah mengupayakan perluasan ekspor nontradisional. Ekspor non-mineral terpenting adalah kehutanan dan produk kayu olahan, buah segar dan buah olahan, tepung ikan dan hasil laut, dan anggur.

Berikut ini merupakan grafik Neraca Perdagangan di Chili, dari tahun 2006-2014





Berikut merupakan sebagian Neraca Pembayaran (Balanced Of Payments) Negara Chili, untuk lebih lengkap dapat dilihat di http://www.tradingeconomics.com/chile/current-account-balance-bop-us-dollar-wb-data.html




SUMBER : 
http://knskns92.blogspot.co.id/2014/06/

NAMA KELOMPOK : 
1. ANNISA (2021693)
2. FADILAH MAULANA MALIK (22216454)
3. TRIAS NOVIA. K

Ekspor Indonesia Terhadap Negara Swedia



PERTUMBUHAN EKSPOR INDONESIA KE SWEDIA 

Nilai perdagangan Indonesia dengan Swedia mengalami tren penurunan selama 2012-2016. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan kedua negara tersebut pada 2012 mencapai US$ 1,45 miliar, terdiri atas ekspor Indonesia ke Swedia senilai US$ 166,28 juta dan impor US$ 1,29 miliar. Namun pada 2016, nilai perdagangan Indonesia-Swedia hanya tinggal US$ 670,87 juta terdiri dari ekspor US$ 144,69 juta dan impor US$ 526,18 juta.

Pada periode Januari-Febuari 2017, nilai perdagangan Indonesia-Swedia sebesar US$ 134,43 juta meningkat 21,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni hanya US$ 110,73 juta. Dimana nilai ekspor Indonesia ke Swedia dalam dua bulan pertama 2017 naik 13,8 persen mencapai US$ 28,28 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula impor juga tumbuh 23,59 persen menjadi US$ 106,25 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Kunjungan Tuan Baginda Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia ke Indonesia dapat dijadikan momen untuk meningkatkan perdagangan kedua negara yang terus mengalami penurunan. Selain itu juga untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang selalu mengalami defisit perdagangan dengan Swedia.

1. Nilai Ekspor Indonesia Ke Swedia Pada tahun 2012 sebesar 166.3 Juta US$







2. Nilai Ekspor Indonesia Ke swedia Pada Tahun 2013  sebesar 162.4 Juta US$







3. Nilai Ekspor Indonesia Ke Swedia Pada Tahun 2014 Sebesar 177.1 Juta US$






4. Nilai Ekspor Indonesia Ke Swedia Pada Tahun 2015 sebesar 146.8 Juta US$


 




5. Nilai Ekspor Indonesia Ke Swedia Pada Tahun 2016 sebesar 144.7 Juta US$





6. Nilai Ekspor Indonesia Ke Swedia Tahun 2017 sebesar 28.2 Juta US$
 




SUMBER :



http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/05/24/berapa-nilai-perdagangan-indonesia-swedia

 
NAMA KELOMPOK : 
1. ANNISA (2021693)
2. FADILAH MAULANA MALIK (22216454)
3. TRIAS NOVIA. K (27216442)